Minggu, 30 April 2017

Yogi Semtani(22) seorang mahasiswa angkatan 2009 menyebarkan foto korban Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, Jawa Barat beberapa waktu lalu yang ternyata foto tersebut 100% palsu. Sejumlah foto korban Sukhoi yang beredar marak di jejaring sosial itu dipastikan palsu. Karena foto-foto tersebut diambil dari satu Website berbasis di Brazil pada kecelakaan pesawat Airblue pada 2010 silam di Pakistan. Yogi sendiri mengaku mendapatkan foto palsu tersebut dari telepon seluler ibunya yang kemudian disebarkan lewat aku Twitter miliknya. Foto fiktif itu menggambarkan dua korban pesawat Sukhoi dengan tubuh yang mengenaskan. Salah satu kebangsaan asing dan seorang lagi warga Negara Indonesia deng tubuh tampak gosong.
Beredar foto ini menyebabkan banyak keluarga dan kerabat korban yang merasa terganggu dan marah.
Foto korban pesawat Sukhoi yang membuat heboh dan beredar di jejaring sosial dan Blackberry 100% palsu. Ini disampaikan pakar telematika, Roy Suryo dalam jumpa pers di Rumah Sakit Polri. Menurut Roy, penyebar foto pertama berinisial, YS yang menyebarkannya melalui akun Twitter. Namun akun Twitter itu semenjak tanggal 12 Mei sudah dihapus. Beredarnya foto-foto itu, sangat menyentak hati bukan hanya bagi publik, tapi juga bagi keluarga korban. Pada 15 Mei 2012 lalu Mabes Polri menetapkan Yogi sebagai tersangka pengunggahan foto palsu.
Polisi menetapkan Yogi sebagai tersangka dan menjeratnya dengan pasal manipulasi dokumen elektronik yang diatur dalam Pasal 35 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Ancaman hukumannya, sebagaimana diatur dalam Pasal 51 ayat (1), penjara paling lama 12 tahun atau ditambah denda paling banyak Rp. 12 Milyar. Penetapan status tersangka itu, menurut Kabid. Penum Mabe Polri Kombes Boy Rafli Amar, karena foto yang diunggah adalah foto kejadian di tempat lain. "Dia meresahkan masyarakat, terutama keluarga korban pesawat Sukhoi." Kepada Jennar Kiansantang dari Gatra, Yogi bercerita, foto itu diperoleh dari pesan BlackBerry Mesangger yang dikirim ibunya, Lies Anggriyani, foto yang dikirim berikut ucapan belasungkawa atas musibah tabrakan pesawat Sukhoi di Gunung Salak, Bogor.
Yogi tak berpikir panjang memutuskan mengunggah foto itu lewat akun Twitter@yogie samtani miliknya. Pada keterangan foto itu, dia menulis, "Korban pilot Alm. Sukhoi turut berdukacita". "Saya upload sebagai simbol belasungkawa".
Hanya dalam hitungan menit, twit yogi dirubung pengguna Twitter. Rata-rata mereka menyatakan turut berdukacita. Tapi, dua jam kemudian, twitnya mulai menuai komentar bernada menghujat, "Muncul kata-kata binatang", kata Yogi. Kian malam, komentar-komentar itu makin mengganas. Bahkan ada yang mengancam akan melaporkan Yogi ke polisi karena menyebarkan foto palsu. Follower Yogi yang semula hanya 47 orang bertambah menjadi 190-an.
Merasa tersudut, Yogi menghapus foto itu dari akun Twitter-nya. Tapi usahanya tak menyurutkan banjir makian, "Padahal, saya sudah minta maaf di Twitter," tutur Yogi. Karena semakin tertekan, ia menghapus permanen akun Twitter @yogie_samtani itu pukul 22.00.
Esoknya, ketika berselancar di internet, yogi kaget karena namanya muncul dalam berita media online nasional. Ia disebut sebagai pengunggah foto palsu korban Sukhoi. "Tidak ditulis inisial lagi, tapi nama lengkap", bahkan mabes polri itu, Yogi jadi tak bisa berkonsentrasi mengikuti ujian di kampus hari itu.
Bagi pengamat telematika Abimanyu Wachjoe Hidayat, tindakan Yogi mengunggah foto yang disebut korban pesawat Sukhoi itu bukanlah perbuatan iseng. Tindakan itu, menurut dia, lebih cenderung pada keinginan Yogi untuk dianggap sebagai penyampai informasi tercepat. Sedangkan soal materi yang diunggah, Abimanyu menilai sebagai pemalsuan data dan informasi pemalsuan seperti itu, memang bisa dijerat dengan pasal 35 undang - undang nomor 11 tahun 2008 yang kini disangkakan pada Yogi. Namun, ia memandang, dalam kasus ini tak cuma Yogi yang bisa dijerat. Pihak-pihak yang meneruskannya juga dapat dikenai hukuman. Perbuatan mengunggah foto palsu itu, kata Abimanyu, pasti akan berakibat buruk pada masyarakat yang mudah percaya pada informasi yang beredar dengan cepat tanpa mengecek kebenarannya.
Yogi Samtani(YS) pengunggah foto palsu yang disebut korban kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 mengaku menyesal telah melakukan tindakan itu, dia meminta maaf kepada seluruh masyarakat, terutama keluarga korban.
"Saya meminta maaf sebesar-besarnya atas semua yang saya rugikan dan atas perbuatan tidak menyenangkan. Saya meminta maaf sebesar-besarnya kepada masyarakat Indonesia dan keluarga korban", kata Yogi di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (16/5/2012).
Sumber : http://khasusmedia.blogspot.com/2013/04/contoh-pelanggaran-it-di-bidang-media.html

Entri Unggulan